
Asal usul Cap Go Meh dan tradisi khas yang meriah di Indonesia
Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan yang sangat meriah di Indonesia, terutama di kalangan Tionghoa. Tradisi ini berasal dari Tiongkok dan dipercaya telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Cap Go Meh sendiri berasal dari bahasa Hokkian yang artinya adalah akhir dari perayaan Imlek.
Menurut legenda, Cap Go Meh berasal dari kisah cinta antara Dewi Kwan Im, dewi kebajikan dalam agama Buddha, dengan seorang pangeran Tiongkok. Pangeran tersebut terjebak dalam sebuah masalah yang sulit dan akhirnya diselamatkan oleh Dewi Kwan Im. Sebagai bentuk terima kasih, pangeran tersebut kemudian menikahi Dewi Kwan Im. Pernikahan mereka kemudian dijadikan sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan dalam masyarakat Tionghoa.
Di Indonesia, Cap Go Meh biasanya dirayakan dengan pawai barongsai, liong, dan berbagai atraksi seni budaya Tionghoa lainnya. Selain itu, masyarakat Tionghoa juga melakukan tradisi memberikan sesajen kepada leluhur dan dewa-dewa untuk memohon keberkahan dan kesuksesan di tahun yang baru.
Salah satu tempat yang terkenal dengan perayaan Cap Go Meh yang meriah adalah Kota Singkawang di Kalimantan Barat. Kota ini dikenal sebagai “Kota Seribu Kelenteng” karena terdapat banyak kelenteng dan klenteng di sana. Setiap tahun, ribuan orang dari berbagai daerah datang ke Singkawang untuk merayakan Cap Go Meh. Mereka akan menonton pawai barongsai yang berlangsung di jalan-jalan utama kota dan menikmati berbagai kuliner khas Tionghoa.
Selain Singkawang, Cap Go Meh juga dirayakan dengan meriah di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Masyarakat non-Tionghoa pun turut berpartisipasi dalam merayakan Cap Go Meh sebagai wujud toleransi dan keberagaman budaya di Indonesia.
Dengan berbagai atraksi seni budaya yang ditampilkan dan tradisi-tradisi khas yang dilakukan, Cap Go Meh menjadi perayaan yang sangat meriah dan menarik untuk disaksikan. Perayaan ini juga menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya Tionghoa di Indonesia yang patut dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.